Kamis, 31 Januari 2013
Inilah Kita
“sebermaknahkah aku?” atau apapun itu,
tetapi kalimat itu cukup mengganggu pikiranku, perasaan kalian manusiawi ketika
mengucapkan hal itu, akupun juga terkadang merasakan hal yang sama, tapi
sekarang bukan saaatnya seperti itu, tetapi bagaimana caranya diri kita bisa
memberikan porsi yang seimbang dalam setiap perasaan yang kita miliki,
Ketika kita merasakan tidak berguna,
cobalah tengok hati kita apakah benar seperti itu? Mungkinkah itu hanya
perasaaan hatimu saja padahal kontribusaimu luar biasa
Ketika kita merasakan sangat berguna,
bahkan sampai timbul “ini semua karena aku” tengok hatimu, apakah benar seprti
itu? Mungkin itu adalah amalmu yang terbakar riya’
So, seimbangkanlah!
“orang melihat kita atas apa yang pernah kita lakukan,
sedangkan kita melihat diri kita atas hal apa yang
bisa kita lakukan”
jika kalian bertanya sebermaknah
kalian, maka akan kujawab satu persatu makna kalian di diri ini
dari Arum sebagai penasihat sekaligus sebgai monitor di setiap kegiatan kita, bahkan bisa dijadikan contoh bagaimana seorang muslim bersikap
dari Arum sebagai penasihat sekaligus sebgai monitor di setiap kegiatan kita, bahkan bisa dijadikan contoh bagaimana seorang muslim bersikap
Devi dengan keceriaannya sebagai
penghibur ketika lagi suntuk, walaupun kadang bikin sebel juga ketika
keinginannya harus dipenuhi semua, But, no problem, proses dewasanya itu
menyenangkan dan juga ikut mendewasakan yang lain, karena kita dituntut untuk
semakin sabar, semakin pandai dalam bersikap
Arif sebagai orang mampu menunjukkan
diri saatnya dia marah dan saatnya dia bercanda walaupun kadang juga gak pas, dan
dia paling gak suka sama orang yang galaunya berlebihan, meskipun dia juga
sering galau
Ipeh, yang masih banyak belajar biar menjadi iffah sholehah
dan yang terakhir ihsan, nih orang yang sebenernya membuat kita semakin dekat dengan kegalauannya, gmn gak? Kalo dia galau dan kirim sms ke kita – kita, rasanya jadi berpikir “aku sudah jadi saudara yang baik belum sih?”. Nhah, dia adalah orang “memaksaku” untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, kenapa begitu? Karena aku pengen ihsan bisa menjadi sebaik – baiknya pribadi, tanpa perlu diejek, tanpa perlu diajak hanya dicontohi,
dan yang terakhir ihsan, nih orang yang sebenernya membuat kita semakin dekat dengan kegalauannya, gmn gak? Kalo dia galau dan kirim sms ke kita – kita, rasanya jadi berpikir “aku sudah jadi saudara yang baik belum sih?”. Nhah, dia adalah orang “memaksaku” untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, kenapa begitu? Karena aku pengen ihsan bisa menjadi sebaik – baiknya pribadi, tanpa perlu diejek, tanpa perlu diajak hanya dicontohi,
Dan tentunya setiap diri kita bisa
menjadi sebaik – baiknya makhluk yang diciptakan, amin
Tentunya tak boleh rasanya aku “menggunjing”
kalian terlalu banyak disini, yang jelas, seperti kata Delisa kepada bundanya
maka aku juga ingin menyampaikan, “irfan sayang kalian karena Allah” J
#Siap meraih mimpi 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
^_^. terharuu...
nda bisa berkata apa-apa dah
Isan bukanlah pribadi was was atau galau dan sebagainya. dia hanya butuh waktu lama dalam menyikapi suatu hal karena tak mau salah bertindak. kita sebagai saudara mungkin kurang peka akan keadaan saudaranya, selanjutnya untuk Isan janganlah terlalu terlarut-larut dalam kegundahanmu. dibalik sedihmu, ada kegembiraan yang lain. dan dalam gembiramu, segeralan persiapkan untuk sedihmu di waktu kemudian, keadaan akan selalu berimbang.
Posting Komentar